10 Alasan Resign Karyawan dan Cara Meresponnya

Menurut Society for Human Resource Management (SHRM), terdapat rata rata 3,9 juta pekerja keluar dari pekerjaannya setiap bulannya. Fenomena resign atau keluar dari pekerjaan yang terbilang dalam skala besar ini dan terguncangnya pasar pekerjaan membuat perusahaan kesulitan mengisi posisi yang kosong dan mempertahankan pekerjanya.

Salah satu cara terbaik adalah dengan memahami alasan mengapa pekerja melakukan resign. Dengan demikian, perusahaan dapat berfokus kepada masalah tersebut dan mencegah lebih banyak pekerja melakukan resign.

Tulisan ini merupakan hasil penulisan ulang dan alih bahasa dari artikel asli yang ditulis oleh Alyssa Harmon pada Recruiter.com. Untuk lebih jelasnya, simak pada tulisan di bawah ini.

Baca juga: Tips Branding Sederhana untuk Dapatkan Karyawan

Alasan Resign Karyawan

1. Hubungan Kerja

Karyawan merasa tidak perlu berteman baik dengan manajernya, tetapi perlu ada hubungan yang baik dan saling menghormati. 

Ketika ada hubungan yang beracun bagi karyawan di tempat kerja, hal ini dapat merusak kepercayaan diri, komitmen, dan keterlibatan mereka dengan perusahaan. Semua ini, seiring berjalannya waktu, pada akhirnya akan menyebabkan karyawan tersebut kelelahan dan mencari posisi baru.

Faktanya, menurut Forbes, 40% karyawan akan melakukan resign karena bos yang buruk.

2. Gaji yang Lebih Tinggi

Jika karyawan merasa melakukan lebih banyak pekerjaan daripada kompensasi, mereka mungkin mulai mencari pekerjaan baru. 

Atau, mungkin mereka merasa dapat mengambil lebih banyak tanggung jawab tetapi juga menginginkan bayaran yang lebih tinggi. Kehidupan masyarakat berubah, inflasi naik, dan keluarga mereka bertambah. Mereka mungkin menyadari bahwa mereka perlu menghasilkan lebih banyak uang untuk mengimbangi pengeluaran. 

Perusahaan Anda mungkin juga membekukan promosi atau kenaikan gaji. Dalam hal ini, karyawan mungkin mulai khawatir dan mencari di tempat lain untuk menemukan perusahaan yang akan membayar mereka lebih banyak, memberi mereka promosi, dan mendapatkan kenaikan gaji.

3. Kurangnya Pilihan Kerja yang Fleksibel

Semenjak pandemi Covid-19, 45% dari pekerja melakukan pekerjaannya dari jauh. Sebagian besar tidak ingin kembali ke kantor agar tidak kehilangan work life balance nya.

Jika Anda dapat mengetahuinya, perusahaan Anda akan mendapat manfaat dari penyediaan penjadwalan yang fleksibel bahkan setelah pandemi berakhir. Akan ada banyak kandidat yang mencari opsi baru yang memungkinkan mereka melakukannya, sehingga Anda dapat menarik talenta terbaik dengan menawarkan opsi kerja yang fleksibel.

4. Tidak Dapat Mengambil Keputusan

Beberapa manajer mengelola mikro sedemikian rupa sehingga karyawan tidak dapat membuat keputusan apa pun secara mandiri. Karyawan Anda perlu merasa diberdayakan dan merasa dapat membuat keputusan tanpa berkonsultasi dengan manajemen. 

Pemberdayaan bisa menjadi istilah yang luas, tetapi karyawan umumnya membutuhkan beberapa jenis wewenang dan tanggung jawab untuk posisi mereka.

5. Tidak Dapat Memanfaatkan Kemampuan

Karyawan akan cenderung bertahan ketika kemampuannya dapat digunakan dalam pekerjaan. Hal tersebut yang kemudian menimbulkan kepuasan dan percaya diri. 

Anda harus memastikan setiap karyawan berada dalam posisi di mana mereka dapat menerapkan keterampilan dan bakat mereka. Berdayakan mereka untuk mengembangkan keterampilan ini dan mengembangkannya juga.

6. Tidak Menemukan Arti Pekerjaan

Setiap karyawan memiliki persepsi terhadap maka pekerjaan yang berbeda. Oleh karena itu, Anda diperlukan dalam komunikasi kepada karyawan terkait hal ini. Daripada memberikan pekerjaan transaksional dan kesibukan lebih, cobalah untuk memberikan project yang dapat memberikan makna atau nilai kontribusi dari karyawan tersebut.

Baca juga: 15 Daftar Pekerjaan Paling Strategis di Indonesia Tahun 2023

7. Management yang Buruk

Sayangnya, orang yang salah sering kali dipromosikan ke posisi kepemimpinan, yang dapat merusak moral karyawan. 

Manajer yang buruk ini mungkin tidak menawarkan umpan balik atau pembinaan apa pun, dan mereka tidak tahu bagaimana cara terhubung dengan karyawan mereka atau membimbing mereka. Seorang manajer seharusnya membantu orang menemukan perilaku yang tepat dan membimbing mereka melalui proses daripada memerintahkan mereka apa yang harus dilakukan.

Baca juga: Strategi Menjaring Pekerja Terbaik dengan Employer Branding

8. Ekonomi yang Tidak Stabil

Ketidakstabilan ekonomi dapat memengaruhi industri tertentu, dan karyawan mungkin takut kehilangan pekerjaan. Dalam situasi ini, komunikasi adalah strategi terbaik yang dapat Anda terapkan. 

Jika karyawan khawatir, mereka semua akan mulai pergi. Setiap kali Anda membuat perubahan, pastikan perubahan itu terlihat dan tunjukkan kepada mereka rencana atau strategi Anda untuk mengembalikan perusahaan ke jalurnya.

9. Budaya Perusahaan

Meskipun lingkungan kerja mungkin bukan alasan nomor satu orang pergi, ini bisa menjadi salah satu alasan terakhir bagi karyawan yang baik. 

Organisasi Anda harus menghargai karyawan yang memberikan tunjangan, rasa hormat, dan kompensasi yang wajar.

Baca juga: Tips Bangun Rasa Percaya Kandidat terhadap Perusahaa

10. Manfaat yang Sedikit

Semua perusahaan harus selalu mengetahui manfaat apa yang ditawarkan pesaing mereka. Meskipun mungkin bukan hal utama yang dicari orang, kurangnya asuransi perawatan kesehatan yang layak dapat mengubahnya.

Rekrut karyawan dengan praktis dan mudah,  hanya di ATS Lumina.